Kamis, 02 Mei 2013

Makalah Manajemen ( Anatomi Pelatih )


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelatihan merupakan suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik dan mental, teknik dan taktik yang dibutuhkan oleh atlet dalam suatu cabang olahraga. Sedangkan melatih adalah semua kegiatan yang di kerjakan oleh pelatih guna membantu olahragawan untuk mencapai kesempurnaan dalam gerak atau mencapai sebuah prestasi. Seorang pelatih harus mampu melihat pertumbuhan dan perkembangan seorang atletnya selama latihan, digunakan sebagai pedoman atau patokan koreksi diri atlet tersebut.
Disamping itu seorang pelatih harus bisa memahami pertumbuhan dan perkembangan seorang atletnya, harus bisa mengefaluasi dari kekurangan seorang atletnya tersebut. Misalnya pertumbuhan dan perkembangan dari gerak motoriknya, teknik suatu gerakan, taktik, kondisi fisiknya dan lain – lain.
Seorang pelatih harus bisa memotifasi seorang atletnya dan meyakinkan kepada atletnya  untuk mendapatkan prestasi yang sesungguhnya, agar seorang atlet merasa yakin pula dengan kemampuannya, merasa percaya diri saat bertanding.
Seorang pelatih juga harus mengetahui kode etik dan aturan – aturan dalam melatih. Salah satunya dalam bentuk prilaku, kepribadian seorang pelatih, sikap dan semua nilai luhur yang bersifat positif, dimana nantinya berkaitan erat dengan keberhasilan dalam melatih.

B.     Rumusan Masalah
Untuk lebih terfokusnya pembahasan makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa itu anatomi pelatih ?
2.      Apa saja falsafah pelatih ?
3.      Apa saja kode etik pelatih?


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Anatomi Pelatih
Pengertian anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan hubungan antara bagian – bagian tubuh (Sumber: Buku ClifftQuick Anatomi dan fisiologi). Sedangkan pelatih adalah seorang professional yang tugasnya membantu atlet dan tim olahraga dalam memperbaiki dan meningkatkan penampilannya. Karena pelatih merupakan suatu profesi maka pelatih diharapkan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan standar standar professional yang ada (Pate, RB. Mc. Clenaghan and Rotella : 1984).
Anatomi pelatih merupakan bentuk atau struktur seorang pelatih dalam membina dan mengembangkan bakat dan minat atletnya. Diantaranya :
1.      Memahami pertumbuhan dan perkembangan
Seorang pelatih harus mampu melihat pertumbuhan dan perkembangan seorang atletnya selama latihan, digunakan sebagai pedoman atau patokan koreksi diri atlet tersebut. Disamping itu seorang pelatih harus bisa memahami pertumbuhan dan perkembangan seorang atletnya, harus bisa mengefaluasi dari kekurangan seorang atletnya tersebut. Misalnya pertumbuhan dan perkembangan dari gerak motoriknya, teknik suatu gerakan, taktik, kondisi fisiknya dan lain – lain.
2.      Mempunyai dedikasi dan antusias tinggi.
Seorang pelatih harus bisa memotifasi seorang atletnya dan meyakinkan kepada atletnya  untuk mendapatkan prestasi yang sesungguhnya, agar seorang atlet merasa yakin pula dengan kemampuannya, merasa percaya diri saat bertanding.
3.      Mempunyai kematangan jiwa.
Didikan pelatih sangat mempengaruhi terhadap kematangan jiwa seorang atlet,  itu seorang pelatih harus mengerti tentang kepribadian seorang atletnya, kemudian untuk mental bertanding, seorang atlet harus pandai memainkan metode agar seorang atlet juga terlatih mentalnya. Misalnya memperbnyak jam terbang seorang atlet tersebut.
4.      Etikanya baik.
Untuk menjadi seorang yang patut di contoh, kususnya pelatih. Seorang pelatih harus mempunyai etika yang baik, kemudian itu juga di terapkan kepada seorang atlet nantinya.
5.      Jujur.
Pelatih yang jujur akan mendidik anak didiknya dengan jujur pula dalam berolahraga kejujuran itu penting sekali, agar terjalinnya kekeluargaan di dalam olahraga. Bukan persaingan yang negatif.
6.      Menguasai metode latihan.
Seorang pelatih harus mengerti dan menguasai metode latihan untuk di persiapkan bagi atlet – atletnya.
7.      Pendekatan efektif.
8.      Fokus terhadap atlet.
9.      Mampu mengajar.
10.   Menguasai media
11.  Memahami cara berkomunikasi.
12.  Seorang motivator.
13.  Disiplin
14.  Menguasai strategi
15.  Mampu mengevaluasi atlet.
16.  Efekif dalam melatih.
17.  Punya rasa humor
18.  Trampil dalam organisasi.
19.  Memahami tentang “body works” (fisiologi tubuh)
B.     Falsafah Pelatih
Falsafah seorang pelatih harus tercermin dari pendapat dan tingkah laku dalam melaksanakan tugas sebagai coach dan dalam membina atlet untuk berkembang secara optimal baik kesehatan fisik, mental, spiritual, dan sosial. Di samping itu tugas pelatih adalah juga untuk mengembangkan keterampilan motorik dan prestasi atlet, perilaku etis, moral yang baik, kepribadian, dan respek terhadap orang lain. Falasafah seorang pelatih harus tercermin di dalam watak luhurnya pertimbangan-pertimbangan intelektualnya, sportivitasnya, dan sifat-sifat demokratisnya.
Coach harus dapat memberikan bimbingan agar atlet dapat berdikari dalam hidupnya kelak dan menjadi warga negara yang baik. Itu semua merupakan tanggung jawab seorang pemimpin olahraga, dan dengan sendirinya juga yang diharapkan dari seorang pelatih.
Contoh falsafah pelatih :
o   Memenangkan setiap pertandingan
o   Menanamkan kepribadian yg baik dan perilaku etis pada atlet-atletnya.
Cerminan falsafah seorang pelatih :
o   Tercermin dlm pendapat dan tingkah lakunya dlm melaksanakan tugasnya sebagai coach dlm membina atletnya untuk mengembangkan secara optimal kesehatan, fisik, mental, dan sosial.
o   Tercermin dlm tugasnya untuk memperkembang keterampilan motorik, prestasi, perilaku etis, moral yg baik, berkepribadian yg baik, dan respek thd orang lain.
o   Tercermin dlm watak luhurnya, pertimbangan-pertimbangan intelektualnya dan sifat-sifat demokratis.

C.     Kode Etik Pelatih
Prinsip dasar dari Kode Etik untuk Pelatih adalah bahwa pertimbangan-pertimbangan etis yang mengarah ke fair play yang integral, dan tidak opsional, unsur-unsur dari semua aktivitas olahraga. Pertimbangan etika berlaku untuk semua tingkat kemampuan dan komitmen. Mereka termasuk olahraga rekreasi serta kompetitif.
Penerapaan kode etik hendaknya tercermin dalam setiap individu didalamdan diluar ruang latihan atau belajar. Dalam setiap kegiatan harus menerapkankode etik, oleh karena itu kita harus menelaah dan menghayati benar-benarsehingga betul-betul memahami etika jabatan. Dalam hal ini jabatan sebagaisumber belajar agar penghargaan terhadap etika jabatan, menjadikan sikap danbertingkahlaku benar-benar seperti sumber belajar. Keberhasilan seseorangsumber belajar dalam melatih dan mengajar orang dewasa akan tergantung padafaktor-faktor :
1.      Faktor penguasaan materi pengetahuan dan ketrampilan dalam melatih atau mengajar.
2.      Faktor kemampuan menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pada warga belajar.
Pada kesempatan ini kedua faktor tersebut sangat penting untuk seorangpengajar yang profesional, acapkali suatu latihan tidak efektif, dikarenakankelemahan sumber belajar atau pelatihnya, selain metode dan teknik penyampaian hal yang tidak kalah pentingnya dalam penyampaian latihan adalahetika sumber pelatih.Etika dalah suatu tata kepribadian seseorang sumber belajar dalam melatihatau mengajar orang dewasa. Etika jabatan bukan hanya sebatas pada sikap dan penampilan sember belajar didalam ruangan atau jam latihan, tetapi juga sikap diluar ruangan, baik terhadap warga belajar maupun sesama sumber belajar(Roeswanto,1987:1).
Peranan pelatih karenanya sangat penting baik sebagai seorang pendidik, pengawal dan memiliki nilai-nilai etis fair-play. Untuk memenuhi perananya pelatih harus bertindak dengan gaya yang etis dan menaruh respek terhadap butir-butir berikut :
1.      Pelatih harus respek martabat dan mengakui andil/sumbangan tiap individu.
2.      Pelatih harus menjamin bahwa lingkungan berlatih adalah aman dan layak/sesuai
3.      Pelatih harus mengakui dan menaruh respek terhadap peraturan perlombaan.
4.      Pelatih harus meunjukan rasa hormat/respek kepada para official.
5.      Pelatih memiliki tanggung jawab untuk mempengaruhi penciptaan prestasi dan tingkah laku atlet asuhnya.
6.      Pelatih harus menegaskan peran suatu kepemimpinan yang aktif .
7.      Tidak memaksakan kehendak untuk melatih seorang atlet.
8.      Harus mempertahankan dan memegang teguh persyaratan yang diakui bahwa hal ini adalah komitmen.
9.      Pelatih harus menaruh respek kepada citra pelatih dan memelihara terus menerus standar atau mutu tingkah laku pribadi yang baik yang mencerminkan sikap penampilan dan tingkah laku.
10.  Pelatih harus tidak merokok saat melatih, juga tidak minum minuman alcohol sasaat sebelum melatih, yang ini akan berpengahruh pada kompetisi/tanggung jawabnya atau alcohol itu akan tercium lewat pernapasannya.
11.  Pelatih harus masuk kedalam kerjasama penuh dengan semua individi-individu dan para agen yang dapan memainkan peran dalam usha mengembangkan para atlet asuhnya.









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pelatihan merupakan suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik dan mental, teknik dan taktik yang dibutuhkan oleh atlet dalam suatu cabang olahraga. Sedangkan melatih adalah semua kegiatan yang di kerjakan oleh pelatih guna membantu olahragawan untuk mencapai kesempurnaan dalam gerak atau mencapai sebuah prestasi. Seorang pelatih harus mampu melihat pertumbuhan dan perkembangan seorang atletnya selama latihan, digunakan sebagai pedoman atau patokan koreksi diri atlet tersebut.
Falsafah seorang pelatih harus tercermin dari pendapat dan tingkah laku dalam melaksanakan tugas sebagai coach dan dalam membina atlet untuk berkembang secara optimal baik kesehatan fisik, mental, spiritual, dan sosial. Di samping itu tugas pelatih adalah juga untuk mengembangkan keterampilan motorik dan prestasi atlet, perilaku etis, moral yang baik, kepribadian, dan respek terhadap orang lain. Falasafah seorang pelatih harus tercermin di dalam watak luhurnya pertimbangan-pertimbangan intelektualnya, sportivitasnya, dan sifat-sifat demokratisnya.
Prinsip dasar dari Kode Etik untuk Pelatih adalah bahwa pertimbangan-pertimbangan etis yang mengarah ke fair play yang integral, dan tidak opsional, unsur-unsur dari semua aktivitas olahraga. Pertimbangan etika berlaku untuk semua tingkat kemampuan dan komitmen. Mereka termasuk olahraga rekreasi serta kompetitif.
B.     Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Rachman, Aryadi. 2012. Falsafah Seorang Pelatih. http://aryadipelatih.blogspot.com /2012/12/falsafah-seorang-pelatih_7.html

Subarna. 2011. Falsafah,Tugas,Peran dan Kepribadian Pelatih. http://subarna-edu.blogspot.com/2011/03/falsafahtugasperan-dan-kepribadian.html

Maidarman.Ilmu Melatih Dasar.FIK UNP.2012
Syafruddin.Ilmu Kepelatihan Olahraga.Padang:UNP Press tahun 2011
Danusyogo,Suyono.Pedoman Resmi Mengajar Atletik.Jakarta: Staf Sekretariat IAAF-RDC. Tahun 2000

Makalah Kondisi Fisik ( Latihan Daya Tahan Kekuatan )


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam melakukan olahraga fisik, harus dilakukan secara teratur yaitu sebuah intensitas yang sesuai, durasi dan frekuensi yang teratur. Intensitas olahraga harus semakin meningkat seiring seiring meningkatkan kinerja utuk mencapai hasil yang optimal. Namun, beban kerja atau olahraganya harus tetap berhubungan dengankebugaran dan kekuatan individu. Olahraga yang teratur akan membuat penurunan terhadap resting heart rate, meningkatkan ukuran jantung dan diding jantung.
Dalam sebuah latihan olahraga professional maupun pemula sangat dibutuhkan dayatahan tubuh dan kekuatan. Disamping dari beberapa unsure lainnya seperti kecepatan, kelincahan kelentukan dan lain sebagainya sebagai penunjang kondisi fisik.
Daya tahan (endurance) diartikan sebagai kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentang waktu yang cukup lama tanpa kelelahan yng berlebihan. Daya tahan tebagi atas, daya tahan umum dan daya tahan khusus. Kekuatan (strength) diartikan sebagai kemampuan dalan menggunakan gaya dalam bentuk mengankat atau menahan suatu beban. Jadi dayatahan kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengatasai atau mempertahankan kelelahan yang disebabkan pembebanan kekuatan dalam waktu yang relatif lama.

B.     Rumusan Masalah
Untuk lebih terfokusnya pembahasan makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa itu daya tahan dan kekuatan ?
2.      Apa saja bentuk-bentuk latihan daya tahan dan kekuatan?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1.      Menjelaskan pengertian daya tahan dan kekuatan.
2.      Menjelaskan bentuk-bentuk latihan daya tahan kekuatan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Daya tahan kekuatan ( strength endurance ) adalah kemampuaan system otot dan saraf untuk menghasilkan kekuatan secara berulang-ulang dalam priode waktu yang lama.
Daya tahan kekuatan dibedakan dalam dua jenis berdasarkan intensitas beban aktivitas diantaranya :
1.      Dayat tahan kekuatan intensitas beban rendah, aktivitas rendah ini antara lain seperti kegiatan lompat, main tali, memukul bola.
2.      Daya tahan kekuatan intensitas tinnggi, aktivitas yang memerlukan daya tahan kekuatan dengan intensitas tinggi antara lain adalah seperti : melompat tinggi untuk memukul bola pada memain bola volly, memukul dengan cepat dan kuat pada olahraga tinju, melompat beberapa kali untuk menyelamatkan gawang dari kebobolan dan lain sebagainya.
B.     Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kekuatan
Kemampuan daya tahan kekuatan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
1.      Sistim saraf pusat
2.      Daya juang
3.      Kapasitas aerobik
4.      Kapasitas anerobik
5.      Cadangan kecepatan
6.      Koordinasi intermuskular
7.      Koordinasi intramuscular
8.      Reaaksi otot terhadap rangsangan saraf
9.      Sudut sendi
C.    Pengukuran Daya Tahan Kekuatan
Daya tahan kekuatan biasanya dilihat dari kesanggupan seseorang untuk bekerja dengan beban relatif lebih berat dalam waktu yang cukup lama.
Contoh tes untuk mengukur daya tahan kekuatan adalah :
1.      Tes lompat 30 detik
2.      Tes push up
3.      Dan lain-lain
D.    Metoda Latihan Dayatahan Kekuatan
Metoda yang biasa dilakukan dalam pengembangan daya tahan kekuatan antara lain adalah metoda latihan sirkuit ( sircuit training methode ) dan metoda pengulangan.
1.      Intensitas latihan daya tahan kekuatan
Antara sedang sampai sub maksimal. Jika beban sedang rendah maka intensitas sedang, jika beban berat maka intensitas sub maksimal.
2.      Irama gerakan latihan daya tahan kekuatan
Dilakukan dengan irama sedang sampai cepat.
3.      Durasi
Durasi atau masa pembeban pada latihan daya tahan kekuatan berkisar antara 30 detik (utuk satu jenis kegiatan untuk pada latihan sirkuit)
4.      Waktu istirahat
Dilakukan dengan perbandingan 1:1 jika aktivitas 30 detik maka istirahat 30 detik juga.
5.      Bentuk Istirahat
Dilakukan dengan kegiatan jogging atau pelemasan.
6.      Jumlah latihan (pos) dalam satu set
6-12 pos, disesuaikan dengan  tujuan utama latihan dan tingkat kematangan kondisi atlet.
7.      Jumlah set latihan daya tahan kekuatan
4-8 set, juga dipertimbangkan dengan kematangan kondisi atlet.
8.      Preodesasi latihan daya tahan kekuatan
Latihan yang bersifat khusus biasa dilakukan pada priode persiapan khusus.
E.     Karakteristik Latihan Daya Tahan Kekuatan
Bentuk latihan                  :  berbeban ( beban diri, atau beban luar )
Intensitas beban               : sedang, sub maksimal 60 % ke atas.
Durasi                               : singkat ( lebih kurang 30 detik )
Recovery                          : 1:1 (istirahatnya aktif)
Irama gerakan                  : sedang  (Spartan)
F.     Program Latihan Daya Tahan Kekuatan
Adapun bentuk atau program latihan daya tahan kekuatan yang kami berikan adalah metode sirkuit training. Berikut adalah bentuk-bentuk kegiatan dan langkah-langkah pelaksanaan.
1.      Pemanasan (warming up)
Pemanasan dilakukan selama 15 menit.
Bentuk pemanasannya yaitu :
Jogging dengan diselingi dengan teknik-teknik dasar.
Dengan jarak, teknik 20 m, kemudian jogging 30 m
Setelah jogging, senam-senam.
2.      Latihan inti
Bentuk latihan inti yaitu sirkuit training dengan 5 pos
Dengan jumlah 1repetisi (5 pos yang dilakukan dengan sekaligus) dengan 3 kali pengulangan untuk 1 set. Dalam kegiatan ini jumlah set yang kami berikan adalah 3 set.
Jumlah waktu latihan untuk satu repetisi (satu kali kegiatan 5 pos ) adalah: 3 menit 20 detik
Jumlah waktu latihan per set adalah : 10 menit
Jumlah waktu untuk seluruh set adalah : 30 menit
Jumlah recovery seluruh repetisi : 18 menit
Jumlah recovery seluruh set : 15 menit
No
Kegiatan
Durasi
Set
Repetisi
Istirhat
Ket
Repetisi
Set
I
Vertical Jump, Push Up, Lari bolak-balik dg menggendong teman (jarak 10 m), Squa trush, Sit Up
30 dtk, tiap kegiatan
3 set
9x Pengulangan
2 menit
5 menit

II
Vertical Jump, Push Up, Lari bolak-balik dg menggendong teman (jarak 10 m), Squa trush, Sit Up
30 dtk
tiap kegiatan
3 set
9x Pengulangan
2 menit
5 menit

III
Vertical Jump, Push Up, Lari bolak-balik dg menggendong teman (jarak 10 m), Squa trush, Sit Up
30 dtk
tiap kegiatan
3 set
9x Pengulangan
2 menit
5 menit
























Recovery dilakukan dengan waktu :
-          Setelah satu seri (1 kali kegiatan) istirahat 2 menit
-          Setelah satu set kegiatan istirahat 5 menit

3.      Pendiginan (cooling down)
Pendinginan dilakukan dengan jogging 5 menit, kemudian dilanjutkan dengan gerakan pelemasan.















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam sebuah latihan olahraga professional maupun pemula sangat dibutuhkan daya tahan tubuh dan kekuatan. Disamping dari beberapa unsur lainnya seperti kecepatan, kelincahan kelentukan dan lain sebagainya sebagai penunjang kondisi fisik.
Daya tahan (endurance) diartikan sebagai kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentang waktu yang cukup lama tanpa kelelahan yng berlebihan. Daya tahan tebagi atas, daya tahan umum dan daya tahan khusus. Kekuatan (strength) diartikan sebagai kemampuan dalan menggunakan gaya dalam bentuk mengankat atau menahan suatu beban. Jadi dayatahan kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengatasai atau mempertahankan kelelahan yang disebabkan pembebanan kekuatan dalam waktu yang relatif lama.
Namun, beban kerja atau olahraganya harus tetap berhubungan dengankebugaran dan kekuatan individu. Dalam melakukan olahraga fisik, harus dilakukan secara teratur yaitu sebuah intensitas yang sesuai, durasi dan frekuensi yang teratur. Intensitas olahraga harus semakin meningkat seiring seiring meningkatkan kinerja utuk mencapai hasil yang optimal.

B.     Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.





DAFTAR PUSTAKA

Irawadi, Hendri.Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: UNP Press Tahun 2013.
http://tigertia.wordpress.com/2010/01/05/latihan-kebugaran-jasmani.html