Selasa, 23 Oktober 2012

Makalah Fisiologi 2 (Struktur & Sistem Saraf)


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah ujung-ujung saraf penerima rangsangan. Reseptor terdapat pada alat indera. Efektor adalah sel saraf yang mengirimkan tanggapan atas rangsang. Rangsangan (impuls) menyebabkan terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh. Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh. Indra penerimanya disebut reseptor luar ekteroreseptor). Rangsangan dari dalam tubuh sendiri dapat berupa rasa lapar. Indra penerimanya disebut reseptor dalam (interoreseptor).
Pada tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas sebuah neuron dengan dendrit dan akson.Meskipun masih sangat sederhana, dengan susunan sistem saraf yang demikian ternyata hewan mampu menanggapi berbagai perubahan di lingkungannya.
Otak dibagi menjadi medula oblongata, pons, otak tengah, serebelum, hipotalamus, talamus dan serebrum. Atau secara embriologis mylencephalon (terdiri dari banyak traktus dan beberapa nukleus nervus kranialis, serta formatio retikularis), metencephalon (pons dan serebelum serta formatio retikularis), mesencephalon (tectum, tegmentum terdiri dari formatio retikularis, aquaduktus serebralis, subtansia nigra dan red nucleus), diencephalon (talamus dan hipotalamus).
B.     Rumusan Masalah
Untuk lebih terfokusnya pembahasan makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana struktur system saraf ?
2.      Apa saja fungsi system saraf ?
3.      Bagaimana pengendalian gerak melalui system saraf?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Struktur Sistem Saraf
Secara garis besar Macam susunan sistem saraf manusia dijelaskan pada diagram berikut :

a.       Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf pada manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf sadar dibedakan lagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat berfungsi mengatur dan mengendalikan sistem koordinasi. Pada bagian ini Anda akan mempelajari fungsi dan penyusun sistem saraf pusat.
1)      Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum. Bagian luar otak dan sumsum diselubungi oleh selaput meninges. Selaput meninges, tersusun sebagai berikut.
·         Duramater, yaitu selaput terluar yang kuat dan melekat pada tulang tengkorak dalam.
·         Arakhnoid, lapisan ini menyerupai sarang laba-laba.
·         Piamater, merupakan lapisan paling tipis dan paling dalam dari selaput meninges. Selaput ini mengandung banyak sel darah.
·         Ruang subarakhnoid, yaitu ruang yang berisi cairan pelindung yang disebut serebrospinal.
Di dalam otak terdapat cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi untuk melindungi dan menghantar zat makanan ke jaringan sistem saraf pusat, menahan goncangan, dan menjaga agar bagian otak mempunyai tekanan yang sama.
a)       Otak
Otak terdiri atas 5 bagian, yaitu otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak depan (diensefalon), otak kecil (serebelum), dan jembatan Varol (ponds Varolii). Perhatikan Gambar 9.2.
(1)   Otak Besar ( Serebrum )
Pernahkah Anda mengamati bentuk otak sapi? Otak sapi memiliki permukaan berlipatlipat, begitu pula dengan otak manusia. Namun, lipatan-lipatan pada manusia jumlahnya lebih banyak. Semakin besar volume otak dan semakin tinggi tingkat perkembangannya, orang akan semakin cerdas. Akan tetapi, volume otak tidak dipengaruhi oleh besarnya ukuran kepala. Bagian otak yang menentukan dasar-dasar kecerdasan seseorang adalah otak besar (serebrum).
Serebrum berwarna abu-abu pada bagian luar (korteks) karena mengandung banyak badan sel saraf yang disebut substansi grissea. Bagian dalam (medula) serebrum berwarna putih karena mengandung banyak dendrit dan akson, disebut substansi alba. Serebrum terdiri atas beberapa lobus.
Celah di antara bagian dahi dengan bagian ubun-ubun pada serebrum disebut fisura rolando. Lobus dahi dan lobus pelipis dipisahkan oleh celah atau fisura silvius.
(2)   Otak Tengah ( Mesensefalon )
Otak tengah terletak di depan otak kecil (serebelum) dan jembatan Varol. Otak tengah berperan dalam refleks mata dan kontraksi otot yang terus menerus.
(3)   Otak Depan ( Diensefalon )
Otak depan terdiri atas dua lobus berikut.
a.       Thalamus, berfungsi menerima semua rangsang yang berasal dari reseptor (kecuali bau) ke area sensorik serebrum, serta melakukan persepsi rasa sakit dan rasa menyenangkan.
b.      Hipothalamus, merupakan pusat koordinasi sistem saraf tepi (otonom). Hipotalamus berfungsi mengatur suhu tubuh pada organisme homoiotermal. Akibatnya, suhu tubuh relatif tetap, tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan. Hipothalamus berfungsi mengatur rasa lapar sehingga manusia melakukan kegiatan makan. Hipothalamus mengatur emosi, kadar air dalam tubuh, kegiatan produksi, tekanan darah, dan kadar gula dalam darah.
(4)   Otak Kecil ( Serebelum )
Otak kecil terletak di bagian belakang di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi mengkoordinasikan kerja otot, tonus otot, keseimbangan, dan posisi tubuh. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan. Keadaan seperti ini disebut ataxi.
(5)   Jembatan Varol ( Ponds Varolii )
Jembatan Varol merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, serta menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan Varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.
b)     Sumsum
Pada sistem koordinasi, sumsum terbagi menjadi 2 bagian yaitu sumsum lanjutan (medula oblongata) dan sumsum tulang belakang ( medula spinalis ).
1.      Sumsum Lanjutan ( Medula Oblongata )
Sumsum lanjutan merupakan bagian paling belakang dari otak. Sumsum lanjutan paling atas disebut jembatan Varol. Sumsum lanjutan berfungsi mengatur denyut jantung, menyempitkan pembuluh darah, melakukan gerakan menelan, batuk, bersin, bersendawa, muntah, serta membantu pernapasan.
2.      Sumsum Tulang Belakang ( Medula Spinalis )
Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medula oblongata. Bagian ini terus berlanjut ke bawah sampai ke tulang belakang (vertebrae lumbalis) kedua. Seperti pada otak, bagian tengah berkas sarafnya mengandung cairan serebrospinal. Saluran cairan ini disebut kanal sentral.
Sumsum tulang belakang berfungsi menghubungkan rangsang dari dan menuju otak. Selain itu sumsum ini juga memberi kemungkinan jalan terpendek pada gerak refleks.
Penampang melintang sumsum tulang belakang berbentuk kupu-kupu. Perhatikan Gambar 9.3.
Bagian luar (korteks) sumsum tulang belakang berwarna putih disebut substansi alba. Bagian dalam (medula) berwarna abu-abu disebut substansi grissea. (Bila Anda ingat kembali tentang struktur otak, maka struktur warna korteks medula pada sumsum tulang belakang berkebalikan dengan otak). Perhatikan gambar di samping untuk lebih jelas melihat penampang melintang sumsum tulang belakang.
Pada gambar di atas, sumsum tulang belakang dibedakan menjadi sayap ventral dan sayap dorsal. Sayap ventral yaitu bagian yang mengarah ke perut. Bagian ini mengandung badan neuron motorik. Sayap dorsal yaitu bagian yang mengarah ke punggung. Bagian sayap dorsal mengandung badan neuron sensorik.
Impuls akan masuk melalui sayap dorsal dan keluar melalui sayap ventral. Mengenai jalannya impuls pada sistem saraf tersebut akan dibahas pada bagian selanjutnya. Namun, sebelumnya kita akan mempelajari terlebih dahulu fungsi dan penyusun sistem saraf tepi.
2)      Sistem Saraf Tepi ( Sistem Saraf Perifer )
Sistem saraf tepi berfungsi menyampaikan informasi ke dan dari pusat pengatur. Sistem saraf tepi pada dasarnya terdiri dari lanjutan sel saraf. Sel-sel saraf ini berfungsi membawa impuls saraf atau rangsang saraf menuju dan dari sistem saraf pusat.
Berdasarkan impuls saraf yang dibawa, sistem saraf tepi dibedakan menjadi:
·         Sistem saraf aferen, membawa impuls saraf dari reseptor ke susunan saraf pusat.
·         Sistem saraf eferen, membawa impuls saraf pusat ke efektor.
Susunan saraf tepi berdasarkan asalnya dibedakan menjadi saraf sumsum tulang belakang (spinal) dan saraf otak (kranial).
a.       Saraf sumsum tulang belakang (spinalis), yaitu saraf yang berjumlah 31 pasang saraf, memiliki ciriciri sebagai berikut.
·         Merupakan gabungan antara saraf sensorik yang masuk ke akar dorsal dan saraf motorik yang keluar dari akar ventral.
·         Merupakan lanjutan dari sumsum lanjutan (medula oblongata) hingga vertebrae lumbalis kedua. Saraf ini (nervi spinalis) berasal dari sumsum tulang belakang yang berwarna kelabu yaitu substansi grissea.
b.      Saraf otak (kranial), yaitu saraf yang berjumlah 12 pasang dan meliputi beberapa saraf yang terlihat dalam Tabel 9.2. Jenis Saraf yang Terdapat pada Saraf Otak (Kranial).
Tiga dari kedua belas pasang saraf di atas, yaitu nomor 1, 2, dan 8 terdiri atas neuron-neuron sensorik. Saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12 terdiri atas neuronneuron motorik. Saraf-saraf nomor 5, 7, 9, dan 10 terdiri dari neuron-neuron sensorik dan motorik.
Saraf nomor 1 dan 2 keluar dari otak besar, sedangkan saraf nomor 10, 11, dan 12 keluar dari medula oblongata. Saraf nomor 10 bersifat parasimpatik disebut nervus vagus. Urat saraf ini mempunyai daerah pengaruh yang amat luas sehingga sering disebut saraf pengembara.
b. Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)
Dapatkah Anda menghentikan detak jantung Anda untuk beberapa saat? Atau, dapatkah Anda memaksa kulit agar berkeringat pada saat hawa dingin, tanpa melakukan kegiatan yang menguras tenaga? Beberapa hal tersebut adalah salah satu contoh kerja pada saraf otonom.
Saraf yang mengendalikan gerak organ-organ dalam (visceral) secara otomatis disebut saraf otonom. Gerak organ dalam meliputi gerak organ jantung, otot polos, pupil, mengembang dan mengerutnya pembuluh darah, serta sekresi enzim dan keringat.
Terdapat dua macam saraf otonom yaitu:
1.      Saraf simpatetik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula spinalis) di daerah dada dan pinggang. Saraf simpatik umumnya berfungsi memacu atau mempercepat kerja organ-organ tubuh.
2.      Saraf parasimpatetik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum lanjutan (medula oblongata) dan dari sakrum yang merupakan saraf pre-ganglion dan post-ganglion. Fungsi saraf parasimpatik umumnya memperlambat kerja organ-organ tubuh.
Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik dapat Anda amati pada Gambar 9.4.


c.       Bagian-bagian Jarinag Saraf
1.      Bagian Bagian Jaringan Saraf
Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas bagian utama yang merupakan badan sel saraf, dendrit dan akson. Menurut fungsinya, sel saraf dibedakan 4 macam, yaitu saraf sensorik, saraf motorik, saraf asosiasi (penghubung) dan dan saraf adjustor.


Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf ini mempunyai struktur bercabang-cabang ke berbagai bagian tubuh untuk mengatur aktivitasnya. Neuron mendapat suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri atas bagian-bagian berikut:
a.       Badan sel saraf yang mengandung inti sel dan neuroplasma.
b.      Neurit atau akson atau cabang panjang, berfungsi membawa impuls meninggalkan badan sel saraf.
c.        Dendrit atau cabang pendek, berfungsi membawa impuls ke badan sel saraf.
Susunan neuron dapat Anda amati pada Gambar 1.
Gambar 1. Sel saraf
Akson dikelilingi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann. Akson diselubungi oleh selaput yang dinamakan neurilema. Sebelah dalam neurilema terdapat selubung mielin yang mengandung fosfolipid. Bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin dinamakan nodus Ranvier. Akson bercabang di dekat ujung (terminal akson). Titik pertemuan antara terminal akson yang satu dengan neuron yang lain disebut sinapsis. Titik pertemuan (sinapsis) ini berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf yang lain dengan cara mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmiter.
Badan sel saraf memiliki sebuah inti dan bangun perikarion yang berhubungan dengan akson membentuk huruf V, yang dinamakan aksonhillok. Retikulum endoplasma dan ribosom membentuk granula yang dinamakan badan nissl. Perhatikan Gambar 2., Gambar 3., dan Gambar 4. Berdasarkan cara memindahkan rangsang dan posisi yang ditempati, neuron dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.
a.      Neuron Afferent (Neuron Sensorik)
Neuron afferent menyampaikan pesan dari organ ke saraf pusat, baik sumsum tulang belakang atau otak. Oleh karena itu, penerima rangsang ini sering disebut juga neuron sensorik.


Gambar 2. Neuron sensorik (Afferent)
b.      Neuron Intermedier (Interneuron)
Neuron intermedier menyampaikan impuls dari neuron sensorik atau dari neuron intermedier yang lain ke neuron motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.

Gambar 3. Interneuron
c.       Neuron Efferent (Neuron Motorik)
Neuron efferent meneruskan impuls saraf yang diterima dari neuron intermedier. Pesan yang dikirim menentukan tanggapan tubuh terhadap rangsang yang diterima oleh neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen menempel di otot sehingga sering disebut juga neuron motorik.

 Gambar 4. Neuron motorik (Efferent)

Badan sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan sumsum tulang belakang. 
2.      Fungsi Jaringan Saraf
Sel saraf mempunyai beberapa fungsi berikut.
a.       Merespon perubahan lingkungan (iritabilitas).
b.      Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas).
c.       Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau menghindar.

B.     Fungsi Sistem Saraf

1.     Transmisi impuls saraf

Impuls saraf adalah pada dasarnya rangsangan listrik yang melalui membran sel. Melewati akson dan dendrites neuron. Perjalanan melalui dendrites dari kulit dan kemudian mencapai tubuh sel, Akson, akson terminal dan sinaps neuron. Sinaps merupakan persimpangan antara dua neuron yang mana daya gerak bergerak dari satu ke yang lain.
Pada sinaps neurotransmiter hadir. Ini adalah kimia pemancar utusan yang mengirimkan impuls. Mereka termasuk asetilkolin dan noradrenalin. Daya gerak terus dendrit berikutnya, dalam reaksi berantai sampai mencapai otak yang pada gilirannya memerintahkan otot rangka untuk bekerja.
2.      Arc refleks
Refleks ini adalah otomatis, tak sadar tanggapan. Mereka mungkin atau mungkin tidak melibatkan otak untuk contoh berkedip tidak melibatkan otak. Arc refleks merupakan unit fungsional utama dari sistem saraf yang membantu orang bereaksi stimulus.
3.      Fungsi berbagai bagian dari sistem saraf
Bagian yang berbeda dari sistem saraf memiliki fungsi yang berbeda. Mereka dapat diuraikan sebagai berikut.

a.      Fungsi otak

Otak terdiri dari beberapa bagian. Setiap bagian memiliki fungsi tertentu:
·         Korteks otak besar
Berpikir, gerakan sukarela, bahasa, penalaran dan persepsi adalah fungsi utama dari cerebral cortex.m Korteks secara harfiah berarti "kulit" (pohon) dalam bahasa latin dan disebut begitu karena selembar jaringan yang membentuk lapisan luar otak.  Ketebalan korteks serebral adalah antara 2-6 mm. Sisi kanan dan kiri dari korteks serebral yang dihubungkan oleh tebal band serabut saraf yang disebut "corpus callosum."
Korteks memiliki banyak grooves dan benjolan untuk meningkatkan luas permukaan. Benjolan atau tonjolan pada korteks disebut gyrus (jamak gyrus kata adalah "gyri") dan alur ini disebut sulkus (jamak sulkus kata adalah "sulci").
·         Cerebellum
Fungsi utama otak kecil adalah pemeliharaan gerakan, keseimbangan dan postur. Kata "cerebellum" berasal dari kata Latin untuk "sedikit otak." ini dibagi menjadi dua bagian atau belahan dan memiliki korteks yang mencakup belahan.
·         Hipotalamus
Hipotalamus mengatur suhu tubuh, emosi dan kelaparan, kehausan dan kontrol ritme sirkadian. Kacang berukuran organ ini adalah mengendalikan suhu tubuh. Ini bertindak seperti "thermostat" oleh penginderaan perubahan dalam suhu tubuh dan mengirimkan sinyal untuk menyesuaikan suhu.
·         Batang otak atau medula oblongata
Daerah ini sangat penting bagi kehidupan sebagai kontrol pernapasan, denyut jantung dan tekanan darah. Batang otak terdiri dari medula, pons, tectum, maka formasi retikular dan tegmentum.
·         Thalamus
Bekerja dengan mengintegrasikan informasi sensorik dan motor informasi. Thalamus menerima informasi sensorik dan me-relay informasi ini ke korteks serebral. Korteks serebral juga mengirimkan informasi ke thalamus yang kemudian mengirimkan informasi ini ke area lain dari otak dan sumsum tulang belakang.
·         Sistem limbik
Ini bagian dari otak mencakup amigdala, hipokampus, badan mamiliari dan cingulate gyrus. Ini membantu dalam mengendalikan respons emosional. Hippocampus ini juga penting untuk pembelajaran dan memori.
·         Basal Ganglia
Bagian ini bekerja dalam menjaga keseimbangan dan gerakan. Ini mencakup struktur seperti globus pallidus, nukleus berekor, subthalamic nukleus, putamen dan substansia nigra.
·         Otak tengah
Ini bagian dari otak memiliki situs yang mengendalikan penglihatan, pendengaran, gerakan mata dan gerakan tubuh secara umum. Struktur yang merupakan bagian dari otak tengah adalah colliculi superior dan inferior dan inti merah.

4.     Fungsi sistem saraf serebrospinal

Sistem ini memiliki 12 pasang saraf kranial. Ini melekat pada otak dan memiliki fungsi tertentu. Saraf kranial setiap daun tengkorak melalui lubang di basis.
Saraf dan fungsi mereka meliputi:
  1. Penciuman-untuk bau
  2. Optik - Sight
  3. Oculomotor - pergerakan bola mata, lensa, dan murid
  4. Troklearis-gerakan otot oblik Superior mata
  5. rigeminal-Innervates mata, pipi dan rahang daerah dan kontrol mengunyah
  6. Abducens - bergerak ke luar mata.
  7. Wajah - kontrol otot wajah, kulit kepala, telinga; mengontrol kelenjar liur; menerima sensasi rasa dari dua-pertiga anterior lidah
  8. Akustik-pendengaran dan pemeliharaan keseimbangan
  9. Glossopharingeus-sensasi rasa dari bagian belakang lidah dan tenggorokan
  10. Vagus-Innervates dada dan organ-organ perut
  11. Aksesori tulang belakang - gerakan kepala dan bahu
  12. Hypoglossal - kontrol otot-otot lidah

5.     Fungsi sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom dibagi menjadi sistem saraf simpatik dan parasimpatis. Sistem ini dua memiliki efek berlawanan pada serangkaian organ yang sama. Sistem saraf simpatik penting selama keadaan darurat dan dikaitkan dengan "reaksi melawan atau lari".
Energi diarahkan dari pencernaan, ada pelebaran murid, peningkatan denyut jantung, keringat meningkat dan air liur, meningkat bernapas dll. Saraf parasimpatik sistem ini dikaitkan dengan keadaan santai. Murid-murid kontrak, energi dialihkan untuk pencernaan makanan, memperlambat detak jantung dll.

C.    Pengendalian Gerak Melalui Sistem Saraf
Susunan saraf                       otak
                                                                  sumsum tulang belakang
                                                                  urat – urat saraf otak
Otak adalah pusat koordinasi yang paling utama. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pengatur gerak refleks tubuh, mengantar impulse saraf ke dan dari  otak.  Sistem syaraf , bersama dengan sistem endokrin, mengurus sebagian besar pengaturan fungsi tubuh. Pada umumnya sistem syaraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat , misalnya kontraksi otot , perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat , dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
 Sistem syaraf dibangun oleh sel-sel syaraf (neuron)  yang mampu menghantarkan pesan dalam bentuk impus impuls syaraf . Sistem syaraf pusat terdiri atas lebih dari 100 juta neuron Jaringan syaraf  terdiri dari :
a.        Sel – sel penyokong
·         Neuroglia
·         Sel-sel Schwann
·          Sel-sel syaraf

A.    SEL SEL PENYOKONG
1.      NEUROGLIA
 FUNGSI NEUROGLIA :
·          Mengandung berbagai macam sel yang secara keseluruhan menyokong, melindungi dan sumber nutrisi sel syaraf (neuron) pada otak dan sumsum tulang belakang.
·         Menyusun 40 % volume otak dan medulla spinalis
  MACAM NEUROGLIA :

neuroglia_cell_types
Gambar 1. Macam Neuroglia
·         Oligodendroglia     : menghasilkan myelin dalam susunan syaraf pusat.
·         Ependima               : memproduksi Cerebro Spinal Fluid
·         Astroglia               : Sel pemberi makan bagi neuron, berbentuk bintang dengan           banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada pembuluh darah.
·         Microglia                 :  mempunyai sifat phagocyte yang menyingkirkan debris-debris yang dapat berasal dari sel-sel otak yg mati, bakteri dan lain-lain ( melawan infeksi ).
2.      SEL SCHWANN
      Merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron di luar sistem syaraf pusat.
·         Membentuk myelin maupun neurolemma syaraf tepi.
·         Neurolemma adalah membran sitoplasma halus yang dibentuk sel schwann yang membungkus semua neuron susunan saraf tepi (bermielin atau tak bermielin) yang merupakan penyokong dan pelindung sel syaraf.
schwann3
Gambar 2. SEL SCHWANN
grk reflek
Gambar 6. gerak refleks
3.      Mekanisme jalannya impuls syaraf.
 Impuls dapat dikatakan sebagai ”aliran listrik” yang merambat pada serabut saraf. Jika sebuah serabut saraf tidak menghantarkan impuls, dikatakan bahwa serabut saraf tersebut dalam keadaan istirahat. Impuls dapat dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
a.      Impuls Melalui Sel Saraf (Impuls syaraf melintasi membran plasma)
    Impuls dapat mengalir melalui serabut saraf karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf (akson), Adanya perbedaan potensial listrik tersebut dikarenakan  perbedaan muatan di dalam dan di luar membran plasma akson yang disebabkan oleh perbedaan dalam penyebaran ion pada kedua sisi mebran tersebut.
.  Pada saat sel saraf istirahat, sebelah dalam serabut saraf bermuatan negatif, kira-kira –60 mV, sedangkan di sebelah luar serabut saraf bermuatan positif Konsentrasi ion Na+ di luar akson lebih besar dibanding di dalam, dan konsentrasi ion K+ di dalam lebih besar dibanding di luar)
    Keadaan muatan listrik tersebut diberi nama potensial istirahat, sedangkan membran serabut saraf dalam keadaan polarisasi. Jika sebuah impuls merambat melalui sebuah akson, dalam waktu singkat muatan di sebelah dalam menjadi positif, kira-kira +60 mV ini terjadi karena permeabilitas terhadap ion Na+ meningkat, akibatnya Na+ yang berasal dari luar membran mudah masuk ke dalam akson dan muatan berubah menjadi positif. Setelah Na+ masuk ke dalam membran plasma akson , dengan cepat ion K+ ditranspor ke luar membran , dan muatan di sebelah luar menjadi negatif. Perubahan tiba-tiba pada potensial istirahat bersamaan dengan impuls disebut potensial kerja. Pada saat ini terjadi depolarisasi pada selaput membran akson. Proses depolarisasi merambat sepanjang serabut saraf bersamaan dengan merambatnya impuls. Akibatnya, muatan negatif di sebelah luar membran merambat sepanjang serabut saraf.
   Apabila impuls telah lewat, maka sementara waktu serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls karena terjadi perubahan dari potensial kerja menjadi potensial istirahat. Agar dapat berfungsi kembali, diperlukan waktu kira-kira 1/500 sampai 1/1.000 detik untuk pemulihan.
   Kecepatan merambatnya impuls pada mamalia tertentu dapat lebih dari 100 meter per detik sedangkan pada beberapa hewan tingkat rendah kira-kira hanya 0,5 meter per detik. Ada dua faktor yang mempengaruhi kecepatan rambatan impuls saraf, yaitu selaput mielin dan diameter serabut saraf. Pada serabut saraf yang bermielin, depolarisasi hanya terjadi pada nodus Ranvier sehingga terjadi lompatan potensial kerja, akibatnya impus saraf lebih cepat merambat. Semakin besar diameter serabut saraf semakin cepat rambatan impuls sarafnya.
b.      Impuls Melalui Synapsis
Synaps menghubungkan akson dari suatu neuron dengan dendrit dari neuron lainnya.
Setiap ujung akson membengkak membentuk bonggol yang disebut bonggol sinapsis. Pada bonggol sinapsis tersebut terdapat mitokondria dan gelembung-gelembung sinapsis. Gelembung-gelembung sinapsis tersebut berisi zat kimia neurotransmitter yang berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf lain.
Antara ujung bonggol sinapsis dengan membran sel saraf berikutnya terdapat celah sinapsis yang dibatasi oleh membran prasinapsis dan membran postsinapsis dari sel saraf berikutnya atau membran efektor. Apabila impuls saraf sampai pada bonggol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran prasinapsis, kemudian melepaskan isinya, yaitu neurotransmitter, ke celah sinapsis. Impuls saraf dibawa oleh neurotransmitter ini. Neurotransmitter menyeberang celah sinapsis menuju membran postsinapsis. Zat kimia neurotransmitter  mengakibatkan terjadinya depolarisasi pada membran postsinapsis dan terjadilah potensial kerja. Ini berarti impuls telah diberikan ke sarabut saraf berikutnya. Dengan demikian impuls saraf menyeberangi celah sinapsis dengan cara perpindahan zat-zat kimia, untuk kemudian dilanjutkan pada sel saraf berikutnya dengan cara rambatan potensial kerja.
Apabila neurotransmitter sudah melaksanakan tugas, neurotransmitter  akan diuraikan oleh enzim yang dihasilkan oleh membran postsinapsis, Misalnya, apabila neurotransmitter berupa asetikolin maka enzim yang menguraikannya adalah enzim asetilkolinesterase.
Gelembung-gelembung sinapsis yang menyimpan dan melepaskan transmitter molekul kecil terus menerus mengalami daur ulang , artinya dapat dipakai lagi. Setelah mereka bersatu dengan membran sinaptik dan membuka untuk melepaskan substansi transmitternya mula – mula gelembung membran menjadi bagian dari membran sinaptik. Namun , dalam beberapa detik sampai beberapa menit , bagian gelembung dari membran masuk kembali ke bagian dalam ujung presinaptik dan mencomot untuk membentuk gelembung baru. Gelembung ini tetap berisi protein transpor yang sesuai untuk mengkonsentrasikan substansi transmitter baru di bagian dalam gelembung.














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sistem saraf pada manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf sadar dibedakan lagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat berfungsi mengatur dan mengendalikan sistem koordinasi. Pada bagian ini Anda akan mempelajari fungsi dan penyusun sistem saraf pusat.
Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah ujung-ujung saraf penerima rangsangan. Reseptor terdapat pada alat indera. Efektor adalah sel saraf yang mengirimkan tanggapan atas rangsang. Rangsangan (impuls) menyebabkan terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh. Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh. Indra penerimanya disebut reseptor luar ekteroreseptor). Rangsangan dari dalam tubuh sendiri dapat berupa rasa lapar. Indra penerimanya disebut reseptor dalam (interoreseptor).
Pada tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas sebuah neuron dengan dendrit dan akson.Meskipun masih sangat sederhana, dengan susunan sistem saraf yang demikian ternyata hewan mampu menanggapi berbagai perubahan di lingkungannya.
Berdasarkan uraian singkat diatas maka perlu untuk mengkaji lebih dalam dengan melakukan percobaan sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks.
Otak adalah pusat koordinasi yang paling utama. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pengatur gerak refleks tubuh, mengantar impulse saraf ke dan dari  otak.  Sistem syaraf , bersama dengan sistem endokrin, mengurus sebagian besar pengaturan fungsi tubuh. Pada umumnya sistem syaraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat , misalnya kontraksi otot , perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat , dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Otak dibagi menjadi medula oblongata, pons, otak tengah, serebelum, hipotalamus, talamus dan serebrum. Atau secara embriologis mylencephalon (terdiri dari banyak traktus dan beberapa nukleus nervus kranialis, serta formatio retikularis), metencephalon (pons dan serebelum serta formatio retikularis), mesencephalon (tectum, tegmentum terdiri dari formatio retikularis, aquaduktus serebralis, subtansia nigra dan red nucleus), diencephalon (talamus dan hipotalamus).
B.     Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.








Daftar Pustaka
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengendalian gerak melalui sistem saraf&source
http://www. Function-of-the-Nervous-System-(Indonesian).aspx.html
http://www. sistem-saraf-pusat-sebagai-pengendali.html