TUGAS
FISIOLOGI OLAHRAGA
STRUKTUR DAN FUNGSI OTOT
Oleh
BETRINOVA / 1103070
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu
melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau
serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya
memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek. Di balik
mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu,
terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan
kontraksi otot. Dalam makalah ini, dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap
tentang proses di balik kontraksi otot, akan dibahas dahulu mengenai zat-zat
kimia penyusun filamen-filamen tebal dan tipis yaitu aktin dan miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki
fungsi untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh.
Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot polos adalah salah
satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya
tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang
terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan
seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot rangka)
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat
pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang
dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel.
Contoh otot pada lengan. Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini
merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan
otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu
bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi
sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang
disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos
dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari).
Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel
yang serabut otot. Selama perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui
peleburan ekor dengan ekor dari banyak sel menjadi struktur yang seperti pipa.
Di dalam sel serabut otot ini terdapat unit kontaksi berupa protein yang
trerdiri atas miofibril-miofibril. Miofibril ini merupakan kumpulan dari lapis
tebal (miosin) dan lapis tipis (aktin).
B. Rumusan Masalah
Untuk
lebih terfokusnya pembahasan makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah
bentuk dan struktur otot ?
2. Apakah
fungsi otot rangka ?
3. Apakah
yang dimaksud dengan Sliding Filamen Teori?
4. Apa
yang dimaksud dengan kelelahan otot dan penyebabnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Struktur Otot
Daging sebenarnya adalah kumpulan dari otot-otot. Otot merupakan jaringan terbanyak yang menyusun tubuh manusia,
pada awal kelahiran mencapai 25% dari massa tubuh, lebih dari 40% ketika remaja,
dan 30% ketika dewasa/tua. Sel-sel khusus jaringan otot memiliki bangunan
khusus yang dikaitkan dengan aktivitas kontraksi. Berdasarkan bentuk serta
bangunannya, sel sel otot disebut serabut otot (myofiber). Tetapi serabut otot
berbeda dengan denga serabut jaringan ikat, karena serabut jaringan ikat
bersifat ekstra seluler, berbeda dengan sel. Jaringan otot secara langsung
mampu menghasilkan gerakan. Sel-sel jaringan lain dapat pula bergerak, tetapi
gerakannya kurang terintegrasi. Hanya kumpulan sel-sel yang mampu menciptakan
gerakan kuat melalui progres kontraksi dengan gerakan searah dilaksanakn oleh
otot.
Otot merupakan jaringan yang terdiri atas kumpulan sel-sel
serabut otot. Selama perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui
peleburan ekor dengan ekor dari banyak sel menjadi struktur yang seperti pipa.
Hal ini yang menyebabkan mengapa serabut otot memiliki struktur yang panjang
dan memiliki banyak inti. Pada sel otot ini terdiri atas membran sel yang
disebut dengan sarkolemna, sitoplasma sel yang disebut denngan sarkoplasma,
serta banyak organel sel seperti mitokondria dan nucleus. Sarkolemna dicirikan
dengan banyaknya invaginasi seperti lubang yang meluas ke dalam sarkoplasma
pada sudut kanan sepanjang aksis sel. Di dalam sarkoplasma terdapat
glikogen, ATP, phosphocreatine, dan enzim-enzim glikolisis.
Dalam sel serabut otot ini terdapat unit kontraksil yanng
disebut dengan miofibril. Perluasan sarkoplasma mengadakan hubungan dengan
miofibril ini. Ketika myofibril diamati dengan mikroskop elektron, ditemukan
adanya pita terang dan pita gelap. Pita-pita ini kemudian disebut pita A
(anisotrop atau gelap) dan pita I (isotrop atau terang). Pada pita A terdapat
daerah yang tanpa filamen aktin, sehingga terlihat kurang padat daripada bagian
pita A yang lain, daerah ini disebut dengan zone H. Pita I terbagi menjadi dua
bagian oleh garis Z yang tebal dan gelap. Sarkomer merupakan daerah antara dua
garis Z dan berulang sepanjang serabut otot pada jarak 1500 – 2300 nm
tergantung bagian yang berkontraksi. Sarkomer merupakan satuan fungsional otot.
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan
tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan.
Otot
memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. Kontraktibilitas
yaitu kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2. Ekstensibilitas
yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan
saat kontraksi
3. Elastisitas
yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi.
Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.
Menurut
letaknya, otot dibedakan menjadi otot-otot batang badan, otot-otot anggota
gerak dan otot-otot kepala. Otot-otot batang badan terdiri dari otot-otot
perut, otot-otot punggung, otot-otot dada dan otot-otot leher. Otot punggung tidak
terlihat dari permukaan tubuh. Otot punggung berfungsi untuk gerak-gerik tulang
belakang.
Otot perut terentang antara gelang panggul dan rangka dada.
Otot-otot tersebut dapat memendek secara aktif.
Sedangkan
Menurut jenis dasarnya otot terdiri dari :
a. Bagian-bagian
otot:
Gambar 1 Struktur otot
Gambar 2 Struktur Otot
1.
Sarkolema
Sarkolema
adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung
otot
2.
Sarkoplasma
Sarkoplasma
adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan
miofilamen berada
3.
Miofibril
Miofibril
merupakan serat-serat pada otot.
4.
Miofilamen
Miofilamen
adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.Miofibril
terbagi atas 2 macam, yakni :
a. Miofilamen
homogen (terdapat pada otot polos)
b. Miofilamen
heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot
lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang
disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita
berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot
kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
1. Jenis Otot
Terdapat 3 jenis otot yang ditemukan pada
vertebrata, yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Bila diteliti di
bawah mikroskop, pada otot jantung dan otot rangka terlihat adanya garis-garis
dan disebut otot lurik, sedang otot polos tidak ditemukan adanya garis-garis
atau pun garisnya sangat halus, oleh karena itu disebut otot polos.
a. Jaringan
Otot Polos
Otot polos mempunyai serabut kontraktil
yang tidak memantulkan cahaya berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak
polos dan homogen. Otot polos mempunyai bentuk sel
seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing. Dalam setiap sel
otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan
bentuknya pipih.
Gambar 1. Otot polos
Aktivitas otot polos tidak
dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak sadar) sehingga disebut otot
involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem saraf otonom.
Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah lelah. Otot
polos terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam sehingga disebut juga otot
visera. Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan,
kandung kemih, dan saluran pernapasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di
luar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan. Selain itu,
berguna pula untuk mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan pupil mata.
Struktur otot polos dapat Anda amati pada Gambar
b. Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka
Otot lurik mempunyai serabut
kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-seling gelap (anisotrop) dan
terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurik
berbentuk silindris atau serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan
terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik
bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot
volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf
pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot
lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada
rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di
lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik
berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan
kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.
Gambar 2. Otot lurik
c. Jaringan Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris
atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang
dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot
jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah
sarkoplasma. Otot jantung bekerja di luar kehendak
(otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan
selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung
berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat.
Dinamakan otot jantung karena hanya terdapat di
jantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup dan
mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khas otot
jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua
sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.
Gambar
3. Otot jantung
B. Fungsi Otot Rangka
Otot dapat berkontraksi karena adanya
rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu rangsangan, melainkan
karena suatu rangkaian rangsangan berurutan.rangsangan kedua memperkuat
rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan kedua . dengan
demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . tonus yang maksimum
terus– menerus disebut tetanus.
1. Sifat
Kerja Otot:
Sifat
kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang
tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua
berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika
otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang
kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep.
Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada
tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang
memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan
atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi
dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep
berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya
menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya adalah:
1.
Ekstensor ( meluruskan) dan fleksor
(membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
2.
Abduktor (menjauhi badan) dan adductor
(mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3.
Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas),
misalnya gerak kepala merunduk dan menengadah.
4.
Supinator (menengadah) dan pronator
(menelungkup), misalnya gerak telapak tangan menengadah dan
gerak telapak tangan menelungkup.
b. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya
menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi
sehingga otot akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena
memendek, tulang yang dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi
satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar
tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan
relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke
posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkontraksi yang
merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang
dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula,
diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda.
C.
Sliding
Filamen Teori
Sliding
filament theory atau teori pergeseran. Salah satu teori kontraksi otot
adalah teori geseran filamen (the sliding filament theory of muscular
contraction). Menurut teori geseran filamen bahwa pada suatu kontraksi
otot, panjang aktin dan myosin tidak berubah. Jadi pada saat suatu otot
berkontraksi atau mengerut, yamg terjadi adalah saling bergesernya(sleding)
atau saling mendekat dan merapatnya filamen aktin dan myosin.
Diagram di bawah ini mampu menjelaskan teori
tersebut.
Pada
dasarnya setiap serabut otot tersusun atas serabut tipis yang disebut
miofibril. miofibril ini mengandung struktur yang lebih sederhana lagi yaitu
filament aktin dan miosin. Filamen-filament ini saling bergeser keluar masuk
/tumpang tindih yang menghasilkan kontraksi dan relakssasi otot sehingga
disebut dengan toeri pregeseran filament.
Diagram
tersebut menunjukkan bagian dari miofibril yang disebut sarkomer. Sarkomer
adalah unit terkecil kontraksi otot Sarkomer tersusun berulang-ulang
sepanjang miofibril.
Perhatikan
hal-hal yang perlu diingat dengan cepat mengeani struktur yang terlibat dan
mekanisme kontraksi dan relaksasi otot.
- Miofibril: sebuah bentukan silindris yang memanjang sepanjang otot lurik, yang mengandung filamen aktin dan miosin.
- Sarkomer: Struktur dan fungsional terkecil kontraksi otot. ditemui pada miofibril. dibagi menjadi pita H, A dan I.
- Aktin: filament kontraktil yang tipis yang mengandung sisi “aktif” dan “ikatan”.
- Miosin: portein filamen yang lebih tebal dengan penonjolan yang dikenal dengan kepala miosin.
- Tropomiosin: sebuah protein aktin pengikat yang mengatur kontraksi otot.
- Troponin: protein kompleks yang melekat pada Tropomiosin.
Inilah detail proses kontraksi otot terjadi dalam
5 tahapan proses yaitu :
- Impulse saraf tiba di neuromuscular junction, yang mengakibatkan pembebasan asetilkolin. Kehadiran asetilkolin menyebabkan depolarisasi yang kemudian menyebabkan pembebasan ion Ca keluar dari retikulum sarkoplasmik.
- Dengan meningkatnya ion Ca, akan menyebabkan ion Ca bisa terikat pada troponin dan mampu mengubah strukturnya. Perubahan struktur toponin karena ion Ca ini akan terbukanya daerah aktif tropomiosin yang yang tertutup oleh troponin. Kini kepala miosin akan mampu berikatan dengan filamen aktin membentuk aktomiosin.
- Perombakan ATP akan membebaskan energi yang dapat menyebabkan miosin mampu menarik aktin ke dalam dan juga pemendekan otot. hal ini terjadi di sepanjang miofibril pada sel otot.
- Miosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan putus ketika molekul ATP terikat pada kepala miosin. Pada saat ATP dipecah kepala miosin dapat bertemu lagi dengan aktin pada tropomiosin.
- proses kontraksi otot dapat berlangsung selama ada ATP dan ion Ca. Pada saat impuls berhenti, maka ion Ca akan kembali ke retikulum sarkoplasmik dan troponin akan kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah tropomiosin sehingga menyebabkan otot berelaksasi.
Perlu
diketahui bahwa sebuah single power stroke menghasilkan pemendekan
hanya 1% saja dari panjang otot jadi proses kontraksi harus dilakukan
berulang-ulang.
sarkomer terbentang
D.
Kelelahan
Otot
Kelelahan otot adalah
ketidakmampuan otot untuk mempertahankan tenaga yang diperlukan atau yang
diharapkan.
1.
Pengaruh distribusi serabut otot
Serabut otot putih lebih
mudah lelah daripada serabut otot merah. Pada manusia, satu diantara kalian
banyak cara dimana informasi kelelahan otot dapat dicapai dengan pencatatan
menurunnya puncak tegangan pada kelompok otot setelah melakukansejumlah ulangan
konstraksi yang sangat cepat. Menurunnya puncak tegangan otot, dapat diambil
sebagian ukuran kelelahan.
2.
Kemungkinan-kemungkinan arti-arti dari kelelahan:
Definisi
- Lemahnya unjuk kerja intelektual
- Lemahnya unjuk kerja motorik
- Meningkatnya aktivitas electromyography didalam satu unjuk kerja
- Rendahnya frekuensi power spectrum EMG
- Kegagalan menghasilkan tenaga.
Persepsi yang membingungkan
- Meningkatnya suatu usaha untuk mempertahankan tenaga
- Perasaan tidak enak atau rasa nyeri karena kegiatan otot
- Merasa lemah/tidak mampu untuk menghasilkan tenaga.
3.
Kemungkinan letak dan penyebab kelelahan otot
Didalam tubuh, otot atau
sekelompok otot dapat mengalami kelelahan, karena kegagalan salah satu atau
keseluruhan dari mekanisme neuromuscular yang terlabit dalam kontraksi otot
sebagai contoh, kegagalan otot untuk berkontraksi secara sadar, dapat terjadi
karena:
- Syaraf otot yang menyarafi serabut-serabut otot didalam kesatuan motor untuk mengirimkan rangsangan-rangsangan persyarafan.
- Persimpangan neuromuscular memancarkan rangsangan-rangsangan persyarafan dari syaraf motor ke serabut-serabut otot
- Mekanisme kontraktil itu sendiri untuk menghasilkan tenaga
- System syaraf pusat, seperti otak dan spinal cord memulai dan memancarkan rangsanga-rangsangan persyarafan ke otot.
Kebanyakan penelitian
tentang kelelahan otot local tercurah pada neuromuscular junction, mekanisme
kontraktil, dan system syaraf pusat. Sedangkan penelitian yang dilakukan
terhadap kemungkinan syaraf motor sebagai letak dan penyebab kelelahan tidak
begitu banyak.
4.
Kelelahan pada neuromuscular junction
Menurut Claman, H.P.,
dkk., (1979) dan Komi, P.V., dkk., (1979) banyak bukti-bukti yang mendukung dan
menentang bahwa, kelelahan otot local disebabkan oleh kegagalan neuromuscular
junction. Bentuk kelelahan ini nampaknya umum terjadi pada kesatuan motor otot
putih (Claman, H.P., dkk., 1979, dan Komi, P.V, dkk, 1979), dan boleh dianggap
sebagian terbesar kelelahan dari serabut – serabut otot putih jika dibandingkan
dengan serabut-serabut otot merah. Kegagalan dari neuromuscular junction untuk
memancarkan rangsangan-rangsangan persyarafan ke serabut-serabut otot adalah
factor terbesar yang menyebabkan penurunan pengiriman bahan-bahan kimia,
asetilkolin dari akhiran syaraf.
5.
Kelelahan dan mekanisme kontraktil
Beberapa faktor yang
terlibat didalam kelelahan itu adalah mekanisme kontraktil itu sendiri.
Beberapa diantaranya adalah :
- Penumpukan asam laktat
Terjadinya kelelahan
otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat telah lama dicurigai.
Bagaimanapun juga, baru belakangan ini orang menentukan hubungan antara
penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan menurunnya puncak tegangan
(ukuran dari kelelahan).
Apabila rasio asam
laktat pada otot merah dan otot putih meningkat, puncak tegangan otot menurun.
Jadi bias diartikan bahwa besarnya kelelahan pada serabut-serabut otot putih
berhubungan dengan besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam laktat.
Pendapat bahwa
penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan selanjutnya diperkuat
oleh fakta dimana dua mekanisme secara fisiologi yang karenanya asam laktat
menghalang-halangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung kepada efek
asam laktat pada pH intra selular atau konsentrasi ion hydrogen (H) (Strauss,
R.H. 1979).
Dengan meningkatnya asam
laktat, konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di pihak lain, peningkatan
konsentrasi ion H menghalangi proses rangkaian eksitasi, oleh menurunnya
sejumlah Ca yang dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas
mengikat troponin. Di lain pihak peningkatan konsentrasi ion H juga menghambat
kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di dalam anaerobic
glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi penyediaan ATP
untuk energy.
- Pengosongan penyimpanan ATP dan PC
Karena ATP merupakan
sumber energi secara langsung untuk kontraksi otot, dan PC dipergunakan untuk
Resintesa ATP secepatnya, pengosongan Fosfagen intraseluler mengakibatkan
kelelahan. Bagaimana penyelidikan terhadap manusia telah disimppulkan, bahwa
kelelahan tidak berasal dari rendahnya fosfagen didalam otot (FOX, E.L.1989).
Suatu kesimpulan yang sama telah diperoleh dari hasil penelitian terhadap otot
katak yang dipotong pada otrot sartoriusnya.
Sebagai contoh, telah
diingatkan bahwa selama kegiatan kontraksi, konsentrasi ATP didaerah miofibril
mungkin lebih berkurang daripada dalam otot keseluruhan. Oleh karena itu, ATP
menjadi terbatas didalam mekanisme kontraktil, walaupun hanya terjadi penurunan
yang moderat dari jumlah total ATP didalam otot. Kemungkinan yang lain adalah
bahwa hasil energi didalam pemecahan ATP lebih sedikit dari jumlah ATP yamg
tersedia didalam batas-batas untuk kontreaksi otot. (Holloszy, J.O.,1984 dan
DeVries, H.A., 1986).
Alasan dari penurunan
ini mungkin dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi ion H dalam jumlah kecil
sampai besar didalam intraseluler, dan merupakan penyebab utama dari penumpukan
asam laktat ( Stegemann, 1981).
- Pengosongan Simpanan Glikogen Otot
Seperti halnya dengan asam
laktat dan kelelahan , hubungan sebab akibat antara pengosongan glikogen
ototdan kelelahan otot tidak dapat ditentukan dengan tegas ( Astrand, P.O.,
1986). Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kelelahan selama periode
latihan yang lama (FOX, E.L.1989) adalah sbb:
·
Rendahnya
tingkatan/level glukosa darah, menyebabkan pengosongan cadangan glikogen hati.
·
Kelelahan
otot lokal disebabkan karena pengosongan cadangan glikogen otot.
·
Kekeringan
(dehidrasi) dan kurangnya elektrolit, menyebabkan temperatur tubuh meningkat.
·
Rasa
jenuh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Struktutr otot terdiri atas berkas-berkas serabut otot, berkas serabut otot
ini terdiri atas sel-sel otot. Di dalam setiap sel otot terdiri atas
sarkolemna, sarkoplasma, dan miofibril. Miofibril memliliki struktur gelap
(anisotrop/A) dan strukur terang (isotrop/I). Dalam pola gelap dan terang
tersebut terdapat miofilamen yang terdiri atas filamen tipis dan filamen tebal.
Filamen tipis merupakan aktin sedangkan filamen tebal merupakan mioisin. Aktin
dan miosin merupakan protein sel otot yang bertanggung jawab atas kontraksi
otot, selain aktin dan miosin, terdapat pula beberapa protein otot yang
mempunyai peran penting dalam kontraksi otot, yaitu titin, tropomiosin, dan
troponin.
1. Bagian-bagian otot
·
Sarkolema
adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung
otot
·
Sarkoplasma
adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan
miofilamen berada
·
Miofibril
merupakan serat-serat pada otot.
Miofilamen adalah
benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril. Miofibril terbagi atas
2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada
otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat
pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot lurik).
2. Jaringan otot terdiri dari:
·
Otot
Polos (otot volunter) adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos
dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) /
invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya
terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan usus.
·
Otot
Lurik (otot rangka) merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara
kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak
lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot
pada lengan.
·
Otot
Jantung (otot cardiak) merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk
yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya
dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang
terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang
memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki
kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak
disadari). Otot jantung hanya terdapat pada jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar