BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pelatihan
merupakan suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan kemampuan
fisik dan mental, teknik dan taktik yang dibutuhkan oleh atlet dalam suatu
cabang olahraga. Sedangkan melatih adalah semua kegiatan yang di kerjakan oleh
pelatih guna membantu olahragawan untuk mencapai kesempurnaan dalam gerak atau
mencapai sebuah prestasi. Seorang pelatih harus mampu
melihat pertumbuhan dan perkembangan seorang atletnya selama latihan, digunakan
sebagai pedoman atau patokan koreksi diri atlet tersebut.
Disamping itu seorang pelatih harus bisa memahami pertumbuhan dan
perkembangan seorang atletnya, harus bisa mengefaluasi dari kekurangan seorang
atletnya tersebut. Misalnya pertumbuhan dan perkembangan dari gerak motoriknya,
teknik suatu gerakan, taktik, kondisi fisiknya dan lain – lain.
Seorang pelatih harus bisa memotifasi seorang atletnya dan meyakinkan
kepada atletnya untuk mendapatkan
prestasi yang sesungguhnya, agar seorang atlet merasa yakin pula dengan
kemampuannya, merasa percaya diri saat bertanding.
Seorang pelatih juga harus mengetahui kode etik dan aturan – aturan dalam
melatih. Salah satunya dalam bentuk prilaku, kepribadian seorang pelatih, sikap
dan semua nilai luhur yang bersifat positif, dimana nantinya berkaitan erat
dengan keberhasilan dalam melatih.
B. Rumusan
Masalah
Untuk
lebih terfokusnya pembahasan makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa
itu anatomi pelatih ?
2. Apa
saja falsafah pelatih ?
3. Apa
saja kode etik pelatih?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Pelatih
Pengertian
anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan hubungan antara bagian –
bagian tubuh (Sumber: Buku ClifftQuick Anatomi dan fisiologi). Sedangkan pelatih
adalah seorang professional yang tugasnya membantu atlet dan tim olahraga dalam
memperbaiki dan meningkatkan penampilannya. Karena pelatih merupakan suatu
profesi maka pelatih diharapkan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan
standar standar professional yang ada (Pate, RB. Mc. Clenaghan and Rotella : 1984).
Anatomi pelatih
merupakan bentuk atau struktur seorang pelatih dalam membina dan mengembangkan
bakat dan minat atletnya. Diantaranya :
1. Memahami pertumbuhan dan perkembangan
Seorang pelatih harus mampu melihat pertumbuhan dan perkembangan seorang
atletnya selama latihan, digunakan sebagai pedoman atau patokan koreksi diri
atlet tersebut. Disamping itu seorang pelatih harus bisa memahami pertumbuhan
dan perkembangan seorang atletnya, harus bisa mengefaluasi dari kekurangan
seorang atletnya tersebut. Misalnya pertumbuhan dan perkembangan dari gerak
motoriknya, teknik suatu gerakan, taktik, kondisi fisiknya dan lain – lain.
2. Mempunyai dedikasi dan antusias tinggi.
Seorang pelatih harus bisa memotifasi seorang atletnya dan meyakinkan
kepada atletnya untuk mendapatkan
prestasi yang sesungguhnya, agar seorang atlet merasa yakin pula dengan
kemampuannya, merasa percaya diri saat bertanding.
3. Mempunyai kematangan jiwa.
Didikan pelatih sangat mempengaruhi terhadap kematangan jiwa seorang
atlet, itu seorang pelatih harus
mengerti tentang kepribadian seorang atletnya, kemudian untuk mental
bertanding, seorang atlet harus pandai memainkan metode agar seorang atlet juga
terlatih mentalnya. Misalnya memperbnyak jam terbang seorang atlet tersebut.
4. Etikanya baik.
Untuk menjadi seorang yang patut di contoh, kususnya pelatih. Seorang
pelatih harus mempunyai etika yang baik, kemudian itu juga di terapkan kepada
seorang atlet nantinya.
5. Jujur.
Pelatih yang jujur akan mendidik anak didiknya dengan jujur pula dalam
berolahraga kejujuran itu penting sekali, agar terjalinnya kekeluargaan di
dalam olahraga. Bukan persaingan yang negatif.
6. Menguasai metode latihan.
Seorang
pelatih harus mengerti dan menguasai metode latihan untuk di persiapkan bagi
atlet – atletnya.
7. Pendekatan efektif.
8. Fokus terhadap atlet.
9. Mampu mengajar.
10. Menguasai media
11. Memahami cara berkomunikasi.
12. Seorang motivator.
13. Disiplin
14. Menguasai strategi
15. Mampu mengevaluasi
atlet.
16. Efekif dalam
melatih.
17. Punya rasa humor
18. Trampil dalam
organisasi.
19. Memahami tentang
“body works” (fisiologi tubuh)
B. Falsafah
Pelatih
Falsafah
seorang pelatih harus tercermin dari pendapat dan tingkah laku dalam
melaksanakan tugas sebagai coach dan dalam membina atlet untuk
berkembang secara optimal baik kesehatan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
Di samping itu tugas pelatih adalah juga untuk mengembangkan keterampilan
motorik dan prestasi atlet, perilaku etis, moral yang baik, kepribadian, dan respek
terhadap orang lain. Falasafah seorang pelatih harus tercermin di dalam
watak luhurnya pertimbangan-pertimbangan intelektualnya, sportivitasnya, dan
sifat-sifat demokratisnya.
Coach
harus
dapat memberikan bimbingan agar atlet dapat berdikari dalam hidupnya kelak dan
menjadi warga negara yang baik. Itu semua merupakan tanggung jawab seorang
pemimpin olahraga, dan dengan sendirinya juga yang diharapkan dari seorang
pelatih.
Contoh falsafah pelatih :
o
Memenangkan
setiap pertandingan
o
Menanamkan
kepribadian yg baik dan perilaku etis pada atlet-atletnya.
Cerminan
falsafah seorang pelatih :
o
Tercermin
dlm pendapat dan tingkah lakunya dlm melaksanakan tugasnya sebagai coach dlm
membina atletnya untuk mengembangkan secara optimal kesehatan, fisik, mental, dan
sosial.
o
Tercermin
dlm tugasnya untuk memperkembang keterampilan motorik, prestasi, perilaku etis,
moral yg baik, berkepribadian yg baik, dan respek thd orang lain.
o
Tercermin
dlm watak luhurnya, pertimbangan-pertimbangan intelektualnya dan sifat-sifat demokratis.
C. Kode
Etik Pelatih
Prinsip dasar
dari Kode Etik untuk Pelatih adalah bahwa pertimbangan-pertimbangan etis yang
mengarah ke fair play yang integral, dan tidak opsional, unsur-unsur dari semua
aktivitas olahraga. Pertimbangan etika berlaku untuk semua tingkat kemampuan
dan komitmen. Mereka termasuk olahraga rekreasi serta kompetitif.
Penerapaan
kode etik hendaknya tercermin dalam setiap individu didalamdan diluar ruang
latihan atau belajar. Dalam setiap kegiatan harus menerapkankode etik, oleh
karena itu kita harus menelaah dan menghayati benar-benarsehingga betul-betul
memahami etika jabatan. Dalam hal ini jabatan sebagaisumber belajar agar
penghargaan terhadap etika jabatan, menjadikan sikap danbertingkahlaku
benar-benar seperti sumber belajar. Keberhasilan seseorangsumber belajar dalam
melatih dan mengajar orang dewasa akan tergantung padafaktor-faktor :
1. Faktor
penguasaan materi pengetahuan dan ketrampilan dalam melatih atau mengajar.
2. Faktor
kemampuan menyampaikan pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki pada warga belajar.
Pada kesempatan ini kedua faktor
tersebut sangat penting untuk seorangpengajar yang profesional, acapkali suatu
latihan tidak efektif, dikarenakankelemahan sumber belajar atau pelatihnya,
selain metode dan teknik penyampaian hal yang tidak kalah pentingnya dalam
penyampaian latihan adalahetika sumber pelatih.Etika dalah suatu tata kepribadian seseorang sumber belajar dalam melatihatau mengajar orang dewasa. Etika jabatan bukan hanya
sebatas pada sikap dan penampilan sember belajar didalam ruangan atau jam
latihan, tetapi juga sikap diluar ruangan, baik terhadap warga belajar maupun sesama sumber belajar(Roeswanto,1987:1).
Peranan pelatih
karenanya sangat penting baik sebagai seorang pendidik, pengawal dan memiliki
nilai-nilai etis fair-play. Untuk memenuhi perananya pelatih harus bertindak
dengan gaya yang etis dan menaruh respek terhadap butir-butir berikut :
1. Pelatih
harus respek martabat dan mengakui andil/sumbangan tiap individu.
2. Pelatih
harus menjamin bahwa lingkungan berlatih adalah aman dan layak/sesuai
3. Pelatih
harus mengakui dan menaruh respek terhadap peraturan perlombaan.
4. Pelatih
harus meunjukan rasa hormat/respek kepada para official.
5. Pelatih
memiliki tanggung jawab untuk mempengaruhi penciptaan prestasi dan tingkah laku
atlet asuhnya.
6. Pelatih
harus menegaskan peran suatu kepemimpinan yang aktif .
7. Tidak
memaksakan kehendak untuk melatih seorang atlet.
8. Harus
mempertahankan dan memegang teguh persyaratan yang diakui bahwa hal ini adalah
komitmen.
9. Pelatih
harus menaruh respek kepada citra pelatih dan memelihara terus menerus standar
atau mutu tingkah laku pribadi yang baik yang mencerminkan sikap penampilan dan
tingkah laku.
10. Pelatih
harus tidak merokok saat melatih, juga tidak minum minuman alcohol sasaat
sebelum melatih, yang ini akan berpengahruh pada kompetisi/tanggung jawabnya
atau alcohol itu akan tercium lewat pernapasannya.
11. Pelatih
harus masuk kedalam kerjasama penuh dengan semua individi-individu dan para
agen yang dapan memainkan peran dalam usha mengembangkan para atlet asuhnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelatihan
merupakan suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan kemampuan
fisik dan mental, teknik dan taktik yang dibutuhkan oleh atlet dalam suatu
cabang olahraga. Sedangkan melatih adalah semua kegiatan yang di kerjakan oleh
pelatih guna membantu olahragawan untuk mencapai kesempurnaan dalam gerak atau
mencapai sebuah prestasi. Seorang pelatih harus mampu
melihat pertumbuhan dan perkembangan seorang atletnya selama latihan, digunakan
sebagai pedoman atau patokan koreksi diri atlet tersebut.
Falsafah seorang
pelatih harus tercermin dari pendapat dan tingkah laku dalam melaksanakan tugas
sebagai coach dan dalam membina atlet untuk berkembang secara optimal
baik kesehatan fisik, mental, spiritual, dan sosial. Di samping itu tugas
pelatih adalah juga untuk mengembangkan keterampilan motorik dan prestasi
atlet, perilaku etis, moral yang baik, kepribadian, dan respek terhadap
orang lain. Falasafah seorang pelatih harus tercermin di dalam watak luhurnya
pertimbangan-pertimbangan intelektualnya, sportivitasnya, dan sifat-sifat
demokratisnya.
Prinsip dasar
dari Kode Etik untuk Pelatih adalah bahwa pertimbangan-pertimbangan etis yang
mengarah ke fair play yang integral, dan tidak opsional, unsur-unsur dari semua
aktivitas olahraga. Pertimbangan etika berlaku untuk semua tingkat kemampuan
dan komitmen. Mereka termasuk olahraga rekreasi serta kompetitif.
B. Saran
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis
banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
– kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Aryadi. 2012. Falsafah Seorang Pelatih. http://aryadipelatih.blogspot.com /2012/12/falsafah-seorang-pelatih_7.html
Subarna. 2011. Falsafah,Tugas,Peran dan Kepribadian Pelatih. http://subarna-edu.blogspot.com/2011/03/falsafahtugasperan-dan-kepribadian.html
Maidarman.Ilmu
Melatih Dasar.FIK UNP.2012
Syafruddin.Ilmu Kepelatihan Olahraga.Padang:UNP Press tahun 2011
Danusyogo,Suyono.Pedoman Resmi Mengajar Atletik.Jakarta: Staf Sekretariat IAAF-RDC.
Tahun 2000